Senin, 09 November 2015

Singa dari Jawa Barat di balik Peristiwa Hari Pahlawan

Singa dari Jawa Barat di balik Peristiwa Hari Pahlawan

Dalam peristiwa 10 November yang di sebut dengan hari pahlawan sebenarnya ada tokoh-tokoh dari kalangan Ulama, pondok pesantren dan santri-santri yang membantu perlawanan terhadap pasukan Inggris yang menewaskan pemimpin penjajah yaitu Jenderal Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945, yang memicu kemarahan Inggris kalah itu.
KH Abdullah Abas adalah Tokoh yang berasal dari Pondok Pesantren Buntet Cirebon itu bahkan dikenal sebagai Singa dari Jawa Barat, beliau merupakan ahli strategi perang dan merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam rapat 22 oktober 1945 yang di serukan oleh kiai NU sebagai Resolusi Jihad yaitu beliau KH. Hasyim Asyari di depan Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945.
Fatwa atau resolusi jihad Hasyim berisi lima butir: Pertama resolusi jihad berbunyi; kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.
Butir ke dua; Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong.
Ketiga; musuh Republik Indonesia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.
Keempat; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali.
Kelima; kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.
Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menjadi pengganti Mallaby pun mengeluarkan ultimatum 10 November 1945. Eric meminta pasukan Indonesia menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan.
Namun pasukan muslim dan rakyat Indinesia kala itu  menolah bahkan semangatnya bertambah dan perlu diingat bahwa Resolusi Jihad tersebut akhirnya mampu membangkitkan semangat arek-arek Surabaya untuk bertempur habis-habisan melawan penjajah. Dengan semangat takbir yang dipekikkan Bung Tomo, maka terjadilah perang rakyat yang heroik pada 10 November 1945 di Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar