Dalam peristiwa 10 November yang di sebut dengan hari
pahlawan sebenarnya ada tokoh-tokoh dari kalangan Ulama, pondok pesantren dan
santri-santri yang membantu perlawanan terhadap pasukan Inggris yang menewaskan
pemimpin penjajah yaitu Jenderal Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945,
yang memicu kemarahan Inggris kalah itu.
KH Abdullah Abas
adalah Tokoh yang berasal dari Pondok Pesantren Buntet Cirebon itu bahkan
dikenal sebagai Singa dari Jawa Barat, beliau merupakan ahli strategi perang dan merupakan salah
satu tokoh yang terlibat dalam rapat 22 oktober 1945 yang di serukan oleh kiai
NU sebagai Resolusi Jihad yaitu beliau KH. Hasyim Asyari di depan
Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, beberapa hari
sebelum pecah Perang 10 November 1945.
Fatwa atau resolusi
jihad Hasyim berisi lima butir: Pertama resolusi jihad berbunyi;
kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.
Butir ke dua;
Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan
ditolong.
Ketiga; musuh
Republik Indonesia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan
sekutu Inggris pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk
menjajah kembali Indonesia.
Keempat; umat Islam
terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan
sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali.
Kelima; kewajiban
ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim
yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar
radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang
berjuang.
Mayor Jenderal Eric
Carden Robert Mansergh yang menjadi pengganti Mallaby pun mengeluarkan
ultimatum 10 November 1945. Eric meminta pasukan Indonesia menyerahkan senjata
dan menghentikan perlawanan.
Namun pasukan muslim
dan rakyat Indinesia kala itu menolah bahkan semangatnya bertambah dan
perlu diingat bahwa Resolusi Jihad tersebut akhirnya mampu membangkitkan
semangat arek-arek Surabaya untuk bertempur habis-habisan melawan penjajah.
Dengan semangat takbir yang dipekikkan Bung Tomo, maka terjadilah perang rakyat
yang heroik pada 10 November 1945 di Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar